Kamis, 04 Mei 2017

Review Buku The Science and Miracle of Zona Ikhlas









Judul Buku : The Science & Miracle of Zona Ikhlas Aplikasi Teknologi Kekuatan Hati
Penulis : Erbe Sentanu
Penerbit : PT Elex Media Computindo
Tebal : 568 Halaman

Zona ikhlas adalah sebuah wilayah di hati yang bersifat kuantum dan dirindukan para pencari kebahagiaan maupun pencipta ilmu pengetahuan.

Menurut kalian apa arti ikhlas itu?

Disetiap kesempatan sering kita menyebut kata "ikhlaskan saja".

Pernahkah kita sadar makna dibalik kata "ikhlas" itu sendiri?

Buku karya Erbe Sentanu ini menjawab semua pertanyaan kita tentang "apa arti sebenarnya dari kata ikhals itu". Dalam bab pertama kita akan disuguhkan penjabaran tentang ilmu ikhlas dan definisinya. Bab berikutnya berisikan kisah-kisah nyata para pejuang ikhlas yang telah menemui keajaiban dalam hidup mereka setelah mengaplikasikan hati untuk ikhlas pada ketetapan Tuhan.


satu lagi.. di dalam buku ini ada bonus DVD yang berisikan tausiyah Bapak Erbe Sentanu  
It's so recommended book. Bagi kalian yang lagi galau bimbang gundah gulana *halah .. ini merupakan buku yang sangat recommended untuk motivasi diri. Jujur setelah membaca buku seri kedua ini dari buku pertamanya Quantum Ikhlas, saya merasa tersentuh oleh kisah orang-orang yang berjuang melawan berbagai masalah dalam hidupnya dengan kekuatan ikhlas. Tetapi sayang sekali Gramedia sudah tidak lagi menerbitkan buku seri The Science & Miracle of Zona Ikhlas ini, adanya Zona Ikhlas reborn. Buku seri ini hanya bisa dipesan lewat website resmi katahati institute.


Rabu, 15 Februari 2017

Come Back



Halo halo haloo
Sudah lama tidak menulis lagi. Sekali mau nulis bingung mau nulis apa? Saking terlalu banyak ide yang ada di kepala jadi bingung mau nulis yang mana dulu.
Aku bimbang, mau nulis apa??? -_-
Hmmmmm....
Yaudah deh gini ajah, aku mau nulis asal-mula aku menulis
Sebanarnya sih secara tidak sengaja nulis-nulis seperti ini
Begini ceritanyaaaaa...................
===รจ
Awalnya karena banyak pihak yang usul supaya aku menulis pengalaman ku yang pernah aku alami dulu. Pengalaman apa itu? Rahasia donk! Pokokmen ....hehe
Lalu beberapa bulan kemudian, iseng-iseng aku tulis aja pengalamanku itu di blog sambil ngisi waktu luang karena pas libur semesteran juga jadi nggak ada kerjaan di rumah. Jadi yaa bikin blog aja nulis deh pengalaman ku yang waktu dulu itu.... atas dasar usulan dari berbagai pihak yang mendukung acara ini disponsori oleh..... hel yeah.. opo to?!
Nah, dari situ awal mulanya dan karena itu ternyata tulisan ku dibaca sama ayahkku dan katanya beliau, hasil tulisanku nggak jelek-jelek banget lumayanlah bisa kebaca, detail banget ceritanya. Dan kata beliau juga, beliau melihat ada potensi dalam diriku sebagai penulis. Yaa udah, mulai dari situlah kegiatan tulis-menulisku ini berlanjut. Aku mulai membuat blog lagi khusus untuk memuat tulisanku dan khusus menampung semua inspirasiku, selain blog yang satunya itu yang hanya memuat ceriata pengalamn pribadi ku. Karena memang sengaja dibedain biar nggak kecampur...heehee...
Dan mulai dari situlah blog ini lahir. Dan blog ini akan menampung seluruh ide-ide, cerita, opini, pengamatan, dan seluruh inspirasi yang ada di otakku hingga hatiku.
Mungkin kedepannya nanti aku akan melanjutkan kegiatan menulis ini, entah karena panggilan jiwa, takdir atau memang waktu telah membawaku menggeluti dunia menulis ini.

Jumat, 06 Desember 2013

Kajian linguistik







Kajian linguistik



Pernah sekali secara tidak sengaja melihat halaman pada kolom history di Mozila Firefox. Disana saya melihat ada tulisan di website salah satu institute perguruan tinggi negeri terkenal di Solo, bernama Universitas Sebelas Maret Surakarta (UNS).
Kebetulan, saya membaca tulisan mengenai kajian terjemahan novel. Disana disebutkan terjemahan dan penanda kohesi pada sebuah novel.  Saya berpikir, ini berhubungan sekali dengan mata kuliah ‘translation’ di jurusan saya. Kemudian saat membaca keseluruhan isinya. Tulisan tersebut mengulas penelitian teknik-teknik menerjemahkan novel sehingga kalimatnya berkohorensi satu dengan yang lainnya. Sehingga saat novel diterjemahkan dari bahasa sumber ke bahasa sasaran menjadi lebih tepat pemilihan katanya atau padanan kata. Lebih tepatnya idiom dalam kalimat tersebut dipadankan dengan budaya Indonesia secara akurat.

Minggu, 20 Oktober 2013

Budaya Dikomersil & Dipolitisir

Bukannya mau nulis yang berbau rasis atau semacamnya. cuma mau menuangkan hal yang sering jadi polemik di masyarakat mengenai kebudayaan yang dikomersil oleh beberapa oknum.
Pertama, pasti semua tahu kan film kuntilanak. Nah, disana kan ada salah satu adegan dimana saat pemeran utama menyanyikan lagu 'Lingsir Wengi' untuk mengundang makhluk halus. Karena lagu tersebut slow, lambat, lirih, dan terkesan sunyi sehingga digunakanlah lagu tersebut. Namun tahukah  kalian? kalau sebenarnya itu juga secara tidak langsung menggeser makna lagu tersebut dan mempengaruhi persepsi masyarakat. Sebenarnya lagu 'lingsir wengi' itu lagu indah bukan lagu seram yang seperti orang bayangakan. Orang jawa pasti tahu apa makna lagu tersebut. Lagu tersebut biasanya dipakai orang tua jaman dahulu saat akan menina bobok'an anaknya atau bisa dibilang lagu 'nina bobo' versi jawa. Dahulu lagu tersebut juga digunakan oleh 'sunan kalijaga' dan menembangakannya saat sesudah sembahyang agar selalu ingat pada Allah dan memohon perlingdungan-Nya.
Kedua, masyarakat semakin meninggalkan budaya-nya sendiri dan memilih style barat, arab maupun korea/jepang. Salah satu contohnya, saat acara pernikahan, banyak sekali yang menyadur dari budaya lain yaitu dari pakaian-nya, acara resepsi, dll. mereka tidak menggunakan budaya tradisi nusantara. Itulah yang menjadi polemik akhir-akhir ini. kita mulai kehilangan jati diri sebagai bangsa indonesia. Mata kita beralih ke budaya lain, yang dianggap lebih baik dari budaya kita sendiri. Jika kita bisa terpesona melihat budaya orang lain yeng begitu menawan, mengapa kita tidak membuat dan memoles budaya nusantara supaya terlihat mempesona bagi bangasa lain? Saya pernah melihat tayangan di stasium TV nasional beberapa waktu lalu, di acaratersebut mengundang banyak budayawan terkenal. Salah satu bintang tamu tersebut adalah Kanjeng Ratu Hemas dari keraton Yogyakarta. Ratu Hemas berkomentar bahwa sekarang ini memang bangsa Indonesia menjauh dari budaya-nya, budaya jawa seperti memakai "gelungan" atau biasa disebut konde sekarang jarang dipakai pada acara perjamuan dan lebih memilih memakai hijab. Identitas bangsa Indonesia mau dibawa kemana? Menurut saya, memang ada benarnya juga , sekarang ini malah berbagai model hijab tambah beraneka ragam dan ini seakan menjadi komersil. Dan terkesan berhijab menjadi trend mode, bukan karena ibadah. Saya sendiri pernah melihat beberapa orang yang berhijab tapi tidak memenuhi syarat. Misalnya, memakai hijab yang tidak terlalu tertutup/tidak menutup sampai area dada/kain hijab tipis. Ada juga yang memakai hijab hanya saat sekolah/kuliah saja dan saat berpergian/bermain dengan orang lain tidak berhijab lagi. Saya seringkali melihat seperti itu dan amat disayangkan.